MerdekaViral24

F1 GP Austria Tegang, RedBull Dan McLaren Terlibat Insiden

F1 GP Austria Tegang, RedBull Dan McLaren Terlibat Insiden
F1 GP Austria Tegang, RedBull Dan McLaren Terlibat Insiden

F1 GP Austria Memberikan Pengalaman Menonton Yang Sangat Memuaskan Setelah Drama Atau Insiden Yang Melibatkan Dua Tim Kuat Di Grid Musim Ini. Helmut Marko selaku konsultan motorsport RedBull mengungkapkan bahwa RedBull seharusnya menginformasikan Max mengenai investigasi terhadap Lando Norris. Yang mana investigasi tersebut di lakukan pada balapan F1 yang di gelar pada akhir pekan lalu tepatnya pada GP Austria. Menurut Marko, kegagalan RedBull untuk memberitahu Verstappen tentang penyelidikan Norris mengenai pelanggaran batas lintasan mungkin dapat menghindari insiden yang terjadi. Yang mana, seperti yang di ketahui insiden tersebut terjadi pada tahap akhir perlombaan. Pada insiden tersebut, Verstappen dan Norris mengalami insiden setelah pembalap McLaren tersebut keluar lintasan tiga kali. Hal inilah yang membuatnya mendapatkan bendera hitam-putih sebagai tanda peringatan bagi Norris. Insiden tersebut berlanjut dan terjadi di tikungan ketiga yang menyebabkan Norris menerima penalti waktu lima detik.

Penalti tersebut, yang mana sesuai dengan aturan F1, terjadi setelah peringatan batas lintasan di keluarkan. Namun sayang, sebleum penalti ini di jatuhkan, kedua pembalap tersebut sudah bertabrakan di tikungan ketiga ketika Norris berusaha menyalip dari sisi luar dan Verstappen melakukan manuver menutup jalur. Dalam wawancaranya, Marko menjelaskan berbagai faktor yang menyebabkan RedBull gagal meraih kemenangan. Menurutnya, beberapa kesalahan tersebut seperti pitstop kedua Verstappen yang di lakukan tidak sempurna. Kemudian, masuknya Lando Norris ke dalam zina DRS, serta asumsi yang keliru bahwa ban keras akan lebih efektif dalam cuaca panas. Kesemua hal tesebut menurut Marko berkontribusi pada hasil akhir yang kurang memuaskan pada F1 GP Austria kemarin.

Suhu yang lebih rendah justru membuat Norris menggunakan ban baru pada balapan terakhir. Sementara itu, RedBull tetap menggunakan ban bekas, yang mana hali ini juga menjadi faktor penentu. Selain itu, Marko mengakui bahwa kedua pembalap mungkin saja tidak mengendarai mobil dengan terlalu agresif.

Rasa Frustasi Terhadap Tim RedBull Setelah Balapan F1 GP Austria

Ia juga mencatat bahwa Red Bull mungkin harus disalahkan karena tidak memberi tahu Verstappen tentang investigasi batas lintasan yang dilakukan terhadap Norris. Max Verstappen menyimpan Rasa Frustrasi Terhadap Tim RedBull Setelah Balapan F1 GP Austria kemarin. Ia mengkritik strategi balapan, pitstop yang buruk, hingga penurunan keseimbangan mobil di RedBull Ring. Kembali ke Helmu Marko, ketidakpastian mengenai hukuman Norris membuat situasi semakin rumit. Berbicara mengenai retrospeksi, Marko berpikir bahwa membiarkan Norris pergi mungkin adalah keputusan yang lebih baik. Namun, ia melihat sisi positifnya, yang mana RedBull berhasil memperpanjang keunggulan mereka di kejuaraan. Keunggulan yang di maksud ialah keunggulan dalam klasemen konstruktor maupun pembalap.

Faktor yang memungkinkan semua ini terjadi ialah tepat di mana iInsiden Verstappen terkunci dan nyaris tergelincir di out-lap setelah pitstop keduanya. Hal ini memberikan Norris peluang yang sebelumnya tampak mustahil untuk meraih kemenangan. Yang mana tepat sebelum kejadian itu, Verstappen telah mendominasi balapan dengan kecepatannya di atas ban medium. Kembali lagi ke Verstappen, ia menyatakan bahwa RedBull telah menempatkannya dalam situasi sulit melawan Lando Norris. Yang mana, dengan melakukan sejumlah kesalahan dalam balapan F1 GP Austria yang mengecewakan kemarin. Pada mulanya, pembalap asal Belanda ini tampak mendominasi balapan dengan membangun keunggulan delapan detik. Namun, serangkaian pitstop yang lebih lambat membuat Norris kembali berada dalam jarak tempuh di posisi kedua. Di lap – lap terakhir, Norris dapat memanfaatkan masa pakai ban yang lebih baik yang memungkinkan dia untuk menyalip juara bertahan tersebut dalam perebutan posisi terdepan. Namun nahas, persaingan ini berakhir dengan tabrakan pada lap keenam puluh empat tepat di tikungan ketiga.

Kedua pembalap tersebut beradu untuk mendapatkan ban belakang, namun kerusakan pada mobil McLaren Norris terlihat cukup parah untuk melanjutkan balapan. Di sisi lain, Verstappen dapat melanjutkan balapan dan finis di posisi kelima F1 GP Austria meskipun mendapat penalti sepuluh detik karena menyebabkan kontak.

Strategi Yang Tidak Tepat Hingga Pitstop Yang Menjadi Bencana

Max Verstappen menyatakan bahwa spin pertama berjalan cukup baik, namun kemudian ia terjebak dalam kemacetan yang seharusnya bisa di hindari. Mengingat ia baru saja mencatat waktu putaran bebas. Verstappen merasa timnya membuat banyak kesalahan hari itu, yang di mulai dari Strategi Yang Tidak Tepat Hingga Pitstop Yang Menjadi Bencana. Pitstop pertama sudah buruk, dan yang kedua bahkan lebih buruk lagi. Menurutnya, enam detik yang hilang dari dua pitstop tersebut menyebabkan mereka kembali dalam persaingan. Hal ini tentu menempatkan mereka dalam posisi sulit pada F1 GP Austria kemarin. Pembalap asal Belanda ini juga kebingungan mengapa setelah paruh pertama balapan yang begitu kuat, perilaku mobilnya memburuk. Yang mana hal tersebut membuat ia merasa mobilnya tidak bisa di kendalikan di pengujung balapan dengan ban medium yang sudah aus.

Juara dunia bertahan F1 ini menyoroti perlunya penyelidikan terhadap kemungkinan kerusakan pada mobil mereka di GP Austria kemarin. Baginya, transformasi dari keseimbangan yang baik menjadi sulit di kendalikan, menunjukkan adanya masalah yang harus segera di identifikasi. Meskipun demikian, Verstappen tetap yakin bahwa mereka seharusnya dapat meraih kemenangan pada hari itu. Dengan catatan mereka tidak melakukan kesalahan yang signifikan selama proses pitstop seperti yang telah terjadi pada F1 GP Austria pekan lalu.

Klarifikasi dari Lando Norris menyatakan bahwa ia tidak memiliki niat untuk mencapai kesepakatan damai dengan Max setelah insiden tabrakan mereka di F1 GP Austria. Norris menyatakan bahwa pandangannya terhadap Verstappen akan berkurang jika Verstappen tetap bersikeras bahwa dia tidak bersalah. Yang mana dengan insiden tersebut, Verstappen berhasil melampaui Norris dan finis di posisi kelima, sedangkan mobil McLaren milik Norris mengalami kerusakan parah sehingga terpaksa pensiun dari pada akhir balapan. Setelah insiden tersebut, Norris mengkritik Verstappen dan menggambarkannya sebagai pembalap yang ceroboh dan putus asa. Cap yang di beri Norris di layangkan karena tindakan Max di zona pengereman yang mengakibatkan kontak antara mereka.

Klarifikasi Seharusnya Berasal Dari Verstappen

Ketika di minta pendapatnya oleh media olahraga mengenai upaya untuk menciptakan situasi yang lebih jelas dengan Verstappen, Norris menegaskan bahwa keputusan untuk melakukan Klarifikasi Seharusnya Berasal Dari Verstappen sendiri. Menurut Norris, tujuannya dalam balapan adalah untuk berkompetisi secara adil. Serta memberikan pertunjukan yang baik, namun dia merasa bahwa respons Verstappen terhadap insiden pada F1 GP Austria pekan lalu tersebut tidak sesuai dengan harapannya. Norris mengkritik tindakan Verstappen yang tidak adil, terutama mengingat Verstappen melakukan pelanggaran serupa berkali-kali tanpa mendapat peringatan sebelumnya. Insiden di lap terakhir pada F1 GP Austria kemarin yang mengakhiri balapan dengan benturan adalah puncak dari ketidakadilan yang di rasakan pembalapn McLaren asal Inggris tersebut.

Verstappen sendiri menjelaskan dari sisi pembalap, bahwa situasi saling bertabrakan adalah bagian dari persaingan yang keras dalam balapan. Juara dunia berahan tersebut mengakui bahwa insiden hari itu menimbulkan rasa kesal bagi keduanya. Mengingat hal tersebut terjadi di pengujung balapan F1 pada GP Austria yang merupakan balapan kandang RedBull. Namun, ia melihatnya sebagai bagian dari tantangan dalam olahraga ini yang harus di hadapi. Pembalap Belanda ini juga menyoroti perbedaan usia dan latar belakang persaingan mereka dengan Norris. Yang mana, sebelumnya tidak pernah bersaing langsung di kategori yang lebih rendah, sehingga dinamika persaingan mereka memiliki kompleksitas tersendiri pada level balapan utama seperti pada insiden F1 GP Austria.

Exit mobile version