Jum'at, 10 Oktober 2025
Program MBG Di Tolak Di Ketapang Pasca Insiden Keracunan
Program MBG Di Tolak Di Ketapang Pasca Insiden Keracunan

Program MBG Di Tolak Di Ketapang Pasca Insiden Keracunan

Program MBG Di Tolak Di Ketapang Pasca Insiden Keracunan

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Program MBG Di Tolak Di Ketapang Pasca Insiden Keracunan
Program MBG Di Tolak Di Ketapang Pasca Insiden Keracunan

Program MBG Di Tolak Di Ketapang Pasca Insiden Keracunan Dengan Pernyataan Orangtua Bahwa Risiko Lebih Besar. Halo pembaca setia. Tentu pendidikan yang baik berawal dari kesehatan yang prima. Maka itulah premis di balik Program MBG di sekolah. Namun, di Ketapang, Kalimantan Barat, niat baik tersebut harus terhenti setelah sebuah insiden mengejutkan. Karena sebanyak 20 siswa di laporkan mengalami keracunan makanan. Terlebih yang di duga berasal dari program Makanan Bergizi Gratis yang seharusnya menunjang tumbuh kembang mereka. Dan alih-alih mendapatkan manfaat, para siswa justru harus di rawat di fasilitas kesehatan. Kini, kejadian tersebut memicu reaksi keras dari orang tua siswa. Mereka dengan tegas menolak kelanjutan program tersebut. Lantas, bagaimana langkah selanjutnya yang akan di ambil pemerintah daerah. Serta apa jaminan yang bisa di berikan? Mari kita simak bersama.

Mengenai ulasan tentang Program MBG di tolak di Ketapang pasca insiden keracunan telah di lansir sebelumnya oleh kompas.com.

Jumlah Korban Dan Gejala Keracunan

Pada Selasa, 23 September 2025, sekitar 20 siswa SDN 12 Benua Kayong. Tentunya di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Mereka mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari Program Makan Bergizi Gratis di sekolah. Satu guru juga turut terdampak dalam insiden ini. Dan gejala keracunan muncul dengan cepat, sekitar setengah jam setelah makan siang. Para siswa merasakan sakit perut hebat, mual, muntah. Serta beberapa mengalami sesak napas. Kondisi ini memaksa sebagian siswa untuk di rawat di rumah sakit. Sementara beberapa lainnya dapat pulang setelah mendapatkan pertolongan pertama di sekolah. Menu yang di konsumsi pada hari itu terdiri dari nasi putih, filet ikan hiu saus tomat, tahu goreng. Kemudian juga dengan oseng kol dan wortel, serta buah melon. Dan Kepala sekolah, Dewi Hardina, menyebutkan bahwa ikan hiu yang di sajikan memiliki bau menyengat. Tentu jadi penyebabnya.

Program MBG Di Tolak Di Ketapang Pasca Insiden Keracunan, Orang Tua: Risikonya Lebih Besar

Kemudian juga masih membahas Program MBG Di Tolak Di Ketapang Pasca Insiden Keracunan, Orang Tua: Risikonya Lebih Besar. Dan fakta lainnya adalah:

Menu Yang Di Duga Menyebabkan Keracunan

Pada hari Selasa, 23 September 2025, siswa SDN 12 Benua Kayong di Kabupaten Ketapang mengonsumsi menu. Tentunya dari Program Makan Bergizi Gratis yang terdiri dari nasi putih, filet ikan hiu saus tomat. Serta juga dengan menu tahu goreng, oseng kol dan wortel. Dan juga terdapat hidangan penutup yaitu buah melon. Menu ini di siapkan oleh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mitra Mandiri 2. Dan di sajikan kepada seluruh siswa saat makan siang. Setelah makanan di konsumsi, puluhan siswa mulai menunjukkan gejala keracunan. Contohnya seperti mual, muntah, sakit perut, dan beberapa bahkan mengalami sesak napas. Kepala sekolah, Dewi Hardina, menyoroti beberapa komponen menu yang berpotensi menjadi penyebab utama keracunan. Ikan hiu yang di gunakan dalam menu memiliki bau menyengat.

Kemudian yang menimbulkan dugaan bahwa ikan tersebut sudah mulai tidak segar atau terkontaminasi. Selain itu, sayur kol dan wortel yang di sajikan tampak berlendir dan bertekstur tidak segar. Sehingga di duga menjadi faktor tambahan yang menyebabkan gangguan pencernaan pada siswa. Buah melon yang disertakan dalam menu juga menjadi perhatian. Meskipun belum ada indikasi langsung bahwa buah tersebut memicu keracunan. Kombinasi dari ikan hiu yang berbau kuat. Dan sayur-sayuran yang tampak berlendir di anggap sebagai penyebab utama kejadian ini. Gejala keracunan muncul cukup cepat, sekitar setengah jam setelah makanan di konsumsi. Tentu yang menunjukkan bahwa kemungkinan kontaminasi terjadi sebelum makanan sampai ke tangan siswa. Insiden ini menimbulkan keprihatinan dari orang tua siswa. Dan yang menilai bahwa risiko kesehatan akibat makanan yang di sajikan lebih besar daripada manfaat gizi yang di peroleh dari program MBG.

Program Makanan Bergizi Picu Keracunan Di Ketapang

Selain itu, masih membahas fakta dari Program Makanan Bergizi Picu Keracunan Di Ketapang. Dan fakta lainnya adalah:

Tindakan Pihak Berwenang

Setelah puluhan siswa SDN 12 Benua Kayong, Kabupaten Ketapang. Karena yang mengalami keracunan akibat mengonsumsi menu dari Program Makan Bergizi Gratis. Tepatnya pada 23 September 2025, pihak berwenang segera mengambil langkah-langkah. Terlebihnya untuk menangani situasi dan mencegah kejadian serupa. Pertama, pihak sekolah segera memberikan pertolongan pertama kepada siswa yang terdampak sebelum merujuk mereka ke puskesmas setempat. Dan siswa yang mengalami gejala berat, seperti muntah hebat, sakit perut intens dan sesak napas. Kemudian langsung di bawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Agoesdjam Ketapang. Gunanya untuk perawatan lebih intensif. Tindakan cepat ini penting untuk menstabilkan kondisi siswa dan mencegah komplikasi yang lebih serius. Selain penanganan medis, pihak berwenang juga mengambil langkah administratif terhadap dapur yang menyediakan makanan.

Operasional dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mitra Mandiri 2 di hentikan sementara. Dan juga kepala dapur, M. Prayoga, di nonaktifkan untuk sementara. Keputusan ini dilakukan untuk memastikan keamanan pangan. Serta yang meninjau ulang prosedur pengolahan serta distribusi makanan MBG. Pemeriksaan bahan baku, kondisi dapur, dan proses memasak menjadi fokus evaluasi awal. Di tingkat pemerintah daerah, insiden ini menjadi perhatian serius. Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan melakukan koordinasi. Tentunya untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap kualitas makanan, sanitasi dapur. Serta prosedur penyimpanan dan distribusi menu MBG. Selain itu, orang tua siswa di minta untuk memberi laporan terkait gejala yang di alami anak-anak mereka. Terlebihnya agar data korban dan tingkat keparahan keracunan dapat terdokumentasi dengan baik. Langkah-langkah ini menegaskan komitmen pihak berwenang. Gunanya untuk memastikan bahwa program ini tetap memberikan manfaat gizi bagi siswa tanpa menimbulkan risiko kesehatan. Insiden ini menjadi peringatan bagi pemerintah untuk meningkatkan pengawasan terhadap penyediaan makanan di sekolah.

Program Makanan Bergizi Picu Keracunan Di Ketapang Dan Orangtua Khawatirkan Risikonya

Selanjutnya juga masih membahas Program Makanan Bergizi Picu Keracunan Di Ketapang Dan Orangtua Khawatirkan Risikonya. Dan fakta lainnya adalah:

Tanggapan Orang Tua Dan Masyarakat

Insiden ini memicu reaksi keras dari orang tua dan masyarakat setempat. Dan orang tua siswa menyatakan kekhawatiran yang mendalam terhadap keamanan Program Makan Bergizi Gratis. Karena yang di terapkan di sekolah. Mereka menilai bahwa risiko kesehatan yang muncul akibat konsumsi makanan yang di sediakan oleh MBG jauh lebih besar. Jika di bandingkan manfaat gizi yang seharusnya di peroleh anak-anak mereka. Beberapa orang tua, seperti Asri Yani, menuturkan bahwa mereka merasa khawatir anak-anaknya bisa mengalami efek lebih serius. Kika insiden serupa terjadi kembali. Mereka menuntut agar pihak sekolah. Dan pemerintah daerah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan programnya. Tentunya mulai dari pemilihan bahan baku, cara pengolahan, hingga distribusi makanan di sekolah.

Selain itu, orang tua meminta adanya pengawasan rutin oleh pihak terkait. Terlebihnya untuk memastikan standar kebersihan dan kualitas makanan benar-benar terjaga. Masyarakat setempat juga ikut menyoroti insiden ini sebagai bukti lemahnya pengawasan terhadap programnya. Beberapa warga menganggap bahwa penyediaan makanan bergizi di sekolah harus di dukung dengan protokol keamanan pangan yang lebih ketat. Agar tidak menimbulkan kasus keracunan massal seperti yang terjadi di SDN 12 Benua Kayong. Mereka menekankan bahwa program pemerintah harus memberikan manfaat nyata tanpa mengorbankan keselamatan anak-anak. Reaksi keras dari orang tua dan masyarakat ini mendorong pihak berwenang untuk menunda. Sementara operasional dapur penyedianya. Dan melakukan investigasi menyeluruh. Tanggapan ini juga memicu diskusi lebih luas mengenai pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan evaluasi rutin.

Jadi itu dia beberapa fakta dari penolakannya di Ketapang pasca insiden keracunan dari Program MBG

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait